Rabu, 24 Juni 2015

Cerpen 7 Bunga Kecil Tulisha

Bunga Kecil Tulisha

Suatu hari hiduplah seorang gadis kecil bernama Tulisha, anak bungsu dari keluarga Alisha. Tulisha sangatlah baik kepada teman-temannya, bahkan terhadap binatang sekalipun yang ia kerap temui di setiap desa. Kebaikannya ini merebah ke setiap penduduk desa, bahkan penduduk desa memberi julukan bunga kecil Tulisha. Tulisha tidaklah menawan seperti kakak-kakaknya dan berkulit coklat hitam diantara mereka. Akan tetapi Tulisha tidak memikirkan hal sekecil itu. Dia tidak pernah merasa iri dengan kakak-kakaknya. Sebaliknya, kakak-kakaknya menyayangi dan menghormatinya sebagaimana dia memberikan kasih sayang kepada kakak-kakaknya. Ibu dan ayahnya selalu memujinya akan bakat alami yang tidak dimiliki oleh kakak-kakaknya, yaitu kebaikan.

Suatu saat, Tulisha melihat kakak pertamanya, Adriana, menyusup keluar desa menuju hutan lebat terlarang. Tulisha pun diam-diam membuntuti kakaknya sepuluh meter di belakang, bersembunyi di balik pohon dan semak tanpa memakai alas kaki. Sesampainya di dekat sungai, dia melihat kakaknya terdiam dan mengeluarkan pisau bambu yang biasa digunakan ibu untuk memotong bahan masakan.Keingintahuan Tulisha semakin membesar dan mengintip sangat lama hingga akhirnya dia melihat sosok harimau sebesar beruang berjalan dan bersiaga menerkam kakaknya. Tulisha takut akan harimau tersebut, akan tetapi merasa sedih dan iba terhadap harimau yang akan menerkam kakaknya. Dia merasakan sesuatu yang lain dalam diri harimau.

Terjadilah pertarungan hebat antara harimau dan Adriana. Melihat keadaan ini Tulisha menjadi bingung akan apa yang bisa ia perbuat. Ia tahu bahwa dia dan kakaknya sangat berbeda jauh. Bahkan kakak keduanya tidak bisa mengalahkan Adriana, sang anak dengan insting kuat.
Ketika pertarungan sedang sengit, tiba tiba kaki Adriana terkilir dan dia terjatuh telungkup. Tulisha semakin panik dan bingung dengan keadaan seperti ini. Dia mencoba untuk kembali ke desa akan tetapi terlalu jauh untuk kembali dan tidak ada waktu untuk meminta bantuan penduduk desa untuk membantu kakaknya. Lagipula, kakaknya bisa di hukum oleh penduduk desa jika ketahuan menyusup.

Si harimau pun mulai melompat untuk menerkam Adriana. “JANGAN!” teriak Tulisha kepada si harimau dan menghentikan gerakannya beberapa saat untuk mengalihkan pandangan, kemudian kakaknya menggoreskan luka dalam di mata kiri si harimau dan harimau itu membalas serangan Adriana dengan mencakar wajahnya dan mengenai mata kanan. Adriana pingsan karena serangan tersebut.

Si harimau pun menatap Tulisha yang bersembunyi di balik batang pohon. Tulisha mengintip si harimau yang melihatnya dengan tenang seakan si harimau ingin Tulisha keluar dari balik pohon tersebut. Tulisha pun keluar perlahan dan mendekat ke tempat kakaknya pingsan. Dia pun memohon kepada si harimau, “Tolong, jangan bunuh kakakku, bunuhlah aku tapi jangan kau bunuh dia, aku bersedia jika kau mau menggantikannya denganku.” Akan tetapi, si harimau tetap tenang dan kemudian menundukkan kepalanya di depan Tulisha, meminta untuk di usap.

Tulisha pun mengusap kepala si harimau dan sekarang dia bisa mendengar apa yang harimau itu pikirkan. “Hai, anak desa, aku dulunya sama sepertimu, akan tetapi aku berubah karena kutukan warga desa atas dosa-dosaku, aku tadinya hanya binatang buas yang haus akan daging dan darah, tapi setelah melihatmu, kesadaranku kembali.” Ujar si harimau dengan nada yang bijaksana dan merendah.

Tulisha pun lanjut memohon, “Aku mohon wahai raja hutan, pulangkan lah kakakku ke desa dengan selamat, dan aku akan menjadi penggantinya untuk menemanimu selama hidupku.” Dengan mata yang tertuju pada si harimau, akhirnya harimau pun menyuruhnya menaiki punggungnya yang besar dan membawa kakanya juga di punggungnya. Satu, dua, dan tiga lompatan dan sang harimau sudah sampai tiga meter di depan batas antara desa dan hutan lebat. “Disinilah aku bisa mengantarkannya, aku tidak bisa mengantarkan masuk ke desa, karena aku telah dikutuk untuk tidak akan bisa kembali.” Ujar si harimau pada Tulisha.

Akhirnya Tulisha meninggalkan kakaknya di depan hutan lebat terlarang dan bersama si harimau, sebelum pergi, ia mencium kening kakaknya kemudian dia meninggalkan desa dan selamanya tak akan pernah kembali. Itulah janji Tulisha kepada si harimau untuk menyelamatkan Adriana, kakak sulungnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar