Selasa, 23 Juni 2015

Cerpen 2 Buaya Balas Budi

Buaya Balas Budi

Suatu hari di desa terpencil di tengah hutan, hiduplah seorang gadis kecil berumur enam tahun bernama Alisha. Setiap hari gadis kecil tersebut senang membantu ibunya mencuci baju di sungai belakang rumahnya. Suatu ketika Alisha hendak mencuci, ia melihat buaya putih kecil yang ekornya tertindih batu besar. Alisha pun memanggil orang tuanya untuk membantu buaya kecil dengan memindahkan batu tersebut. Buaya itu pun terlepas dan ayah Alisha mengambil buaya itu dengan perlahan.

Sang buaya itu di bawa kedalam rumah Alisha untuk di balut ekornya yang terluka dengan daun herbal yang mereka tanam di depan rumah mereka. Buaya tersebut awalnya memberontak, kemudian menjadi diam dan tenang. Alisha pun menaruh buaya kecil tersebut di keranjang yang dianyam oleh ibunya dan memberikan sedikit ikan tangkapan ayahnya untuk makanan buaya selama dia dirawat.

Setiap hari, Alisha semakin giat membantu ibunya mencuci, bahkan ikut merebahkan jaring ayahnya di sekitar sungai untuk mendapatkan ikan. Pertumbuhan sang buaya lebih cepat dari yang disangka, dan keranjang tersebut semakin tidak cukup untuk sang buaya. Akhirnya keluarga Alisha dengan berat hati harus mengembalikan buaya itu ke sungai di mana ia ditemukan, Alisha memohon kepada ayah dan ibunya untuk memelihara buaya tersebut seperti si janda Minah yang memelihara monyet yang ia adopsi. Tetapi ibu dan ayahnya tetap tidak setuju dengan alasan agar si buaya bisa hidup di alam bebas dan menjadi mandiri.

Air mata Alisha pun membasuh pipinya dan gadis kecil tersebut menyetujui keputusan keluarganya. Akhirnya sang buaya di lepaskan ke sungai akan tetapi sebelum di lepaskan, Alisha memberikan kalung buatannya dari untaian akar erat dan bunga indah berwarna-warni di kaki belakang buaya putih. Dia pun membisikkan kata kata terakhir pada buaya putih. Buaya itu pun dilepaskan, menyusuri aliran sungai lalu menghilang dan setelah itu Alisha tidak pernah melihat kembali buaya tersebut.

Ketika Alisha menjadi gadis remaja berumur 16 tahun, tetua desa mengabarkan bahwa Minah bersama dengan monyet adopsinya telah hilang. Penduduk diwajibkan mencarinya kecuali hutan lebat terlarang. Alisha pun mengingat buaya kesayangannya yang dilepaskan ke sungai 10 tahun yang lalu. Ketika Alisha berusaha mengenyahkan pikirannya dari buaya putih, tiba-tiba ada sesuatu yang berat tersangkut pada jaring. Seorang pemuda tampan berambut perak pendek dan berwajah asing dengan luka cakaran di dadanya-lah yang tersangkut jaring pancing ayahnya. Dia pun memanggil ayah dan ibunya untuk menggotong pemuda tersebut.

Mereka membawa masuk pemuda tersebut, membalut lukanya dengan daun herbal, dan membaringkan pemuda tersebut di ranjang milik Alisha, Pemuda tersebut membuka matanya dan sadarkan diri. Dia pun bertanya pada Alisha, “Apakah kau bernama Alisha?” dan Alisha pun mengangguk. Alisha terkaget dan juga senang ketika sang pemuda memeluknya dan membisikkan kata-kata yang dulu pernah Alisha katakan akan tetapi bukan terhadap pemuda itu, melainkan sesuatu yang lain, yaitu buaya.

“Andaikan aku manusia, maukah kau menikahiku?” itulah kata-kata dahulu yang mirip dengan Alisha katakan pada buaya itu, “Andaikan engkau manusia, aku akan menikahimu!” dan ia pun memeluk sang buaya. Pelukannya sangat erat dan hangat, begitu juga si buaya yang kemudian menunjukkan kalung bunga miliknya yang sudah sangat hancur akan tetapi terikat erat. Alisha masih ingat itulah kalung buatannya. Alisha memberitahukan ayah dan ibunya. Mereka pun terkaget dan sangat terharu sembari memeluk sang pemuda.

Pada umurnya yang ke 16, Alisha menyatakan akan menikah dengan pemuda yang sangat tampan dan wajahnya yang asing yang gadis manapun tertarik untuk memiliki seutuhnya. Akan tetapi, sang pemuda tetap memilih Alisha sebagai kekasihnya. Sang pemuda tersebut menjadi dukun di desa terpencil itu dan meramu banyak obat untuk penduduk yang sakit ataupun terluka serta merawat mereka. Sang pemuda dan Alisha pun hidup bahagia dan satu tahun kemudian dikaruniai dengan dua anak laki-laki dan tahun berikutnya dikaruniai dua anak perempuan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar